MEKANISME REAKSI SUBTITUSI NUKLEOFILIK SN2 DENGAN SENYAWA HALOGEN ORGANIK
Senyawa halogen organik merupakan senyawa yang
penting karena senyawa halogen ini dapat berupa reagen awal atau substrat yang
dapat kita gunakan dalam sintesis seperti alkil halida dan aril halide,
terutama di dalam unsur bromide dan juga klorida. Pada senyawa halogen organik
dapat bereaksi salah satunya yaitu dengan reaksi substitusi. Reaksi subtitusi
yang digunakan ini adalah reaksi subtitusi nukleofilik. Dan kali ini kita akan
menggunakan mekanisme SN2. Dimana mekanismenya yaitu sebagai berikut
:
Mekanisme reaksi SN2 merupakan proses
mekanisme yang dilakukan dengan satu tahap. Dimana pada saat ketika ikatan pada
gugus mulai lepas dengan bersamaan dengan terbentuknyaikatan pada nukleofilik. Persamaan
umum reaksi subtitusinya yaitu :
Nu:
+ R:L R:Nu+ + :L-
Nu-
+ R:L R: Nu + :L-
Pada mekanisme reaksi SN2
reaksi akan berlangsung lebih cepat apabila gugus alkil pada substrat berupa
primer dan reaksi akan baerjalan lambat apabila mekanisme reaksi terjadi pada
substrat tersier. Sedangkan pada alkil halide sekunder ini bereaksi dengan laju
pertengahan, sehingga urutan reaktivitas untuk reaksi SN2 adalah 1°
> 2° > 3°.
Salah satu contohnya yaitu
dimisalkan pada reaksi 1-kloropropana dengan air untuk membentuk 1-propanol
dengan menggunakan aseton sebagai pelarut, maka laju reaksi akan lambat. Namun,
apabila kita menambahkan ion hidroksida untuk campuran maka akan membuat laju
reaksinya meningkat. Hal ini merupakan ciri khas dari mekanisme reaksi SN2.
Di dalam reaksi biomolekular, laju reaksi ini bergantung pada konsentrasi dari
keduanya, yaitu alkil klorida dan ion hidroksida. Di dalam mekanisme reaksi
1-kloropropana dengan air, pada saat yang bersamaan ion klorida membentuk
ikatan antara karbon sp3 dengan ion hidroksida. Dan pada saat itu,
atom karbon sp3 sepenuhnya terikat dengan tiga subtituen dan juga
terikat pada nukleofil dan gugus akan lepas.
Reaksi SN2 dapat terjadi ketika adanya
serangan nukleofil pada substrat primer dan sebagian pada substrat sekunder,
hal ini tergantung pada nukleofil dan gugus pergi. Subsrat tersier sulit untuk
mengalami reaksi dengan mekanisme SN2. Keseluruhan tingkat reaksi tergantung
pada konsentrasi nukleofil dan konsentrasi substrat, sehinnga dalma hal ini
dapat juga disebut dengan orde kedua. Untuk mekanisme ini nukleofil menyerang
substrat dari arah belakang sehinggga subtituen organik membalikkan konfigurasi
reaksi (suatu enantiomer S akan berubah menjadi sebuah enansiomer R). sebagian
besar kecepatan reaksi SN2 dipengaruhi oleh jenis pelarut. Untuk jenis
pelarut yang protik (berproton) yang biasanya mengandung gugus OH-
dan NH2, kurang disukai untuk reaksi SN2. Hal ini
dikarenakan pelarut berproton itu akan menurunkan energinya. Molekul-molekul
pelarutnya ini mengelilingi nukleofil sehingga akan membentuk ikatan hidrogen
dan dapat menstabilkan nukleofilnya dan memperlambat SN2.
PERMASALAHAN
1.
Hal apakah yang
membuat mekanisme reaksi SN2 dapat berjalan secara cepat?
2.
Kecepatan reaksi
SN2 dipengaruhi oleh jenis pelarut, lalu jenis pelarut apakah yang
mempengaruhi kecepatan reaksinya?
3.
Apa yang
menyebabkan proses mekanisme yang dilakukan pada SN2 hanya dengan melalui satu tahap
1. Baiklah saya Adinda Hanifah NIM A1C119103 Izin manjawab permasalahan nomor 1. Faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme reaksi SN2 adalah konsentrasi dari nukleofilik serta konsentrasi dari substratnya. Selain itu,energi yang cukup juga membuat reaksi sn2 berlangsung secara cepat
BalasHapusbaiklah saya Nadia Fransiska dengan NIM A1C119034 akan mencoba menjawab pertanyaan no 2. Pelarut mempengaruhi laju reaksi karena pelarut mungkin atau mungkin tidak mengelilingi nukleofil, sehingga menghalangi atau tidak menghalangi pendekatannya ke atom karbon. Pelarut aprotik kutub, seperti tetrahidrofuran , adalah pelarut yang lebih baik untuk reaksi ini daripada pelarut protik polar karena pelarut protik polar akan berikatan dengan hidrogen pada nukleofil, mencegahnya menyerang karbon dengan gugus lepas. Pelarut aprotik polar dengan konstanta dielektrik rendah atau ujung dipol terhalang akan mendukung reaksi substitusi nukleofilik S N2 . Contoh: dimetilsulfoksida , dimetilformamida , aseton , dll.
BalasHapus