Kamis, 06 Mei 2021

DERIVAT ASAM KARBOKSILAT

 DERIVAT ASAM KARBOKSILAT

 Golongan penting dari senyawa organik yang dikenal sebagai alkohol, fenol, eter, amina dan halida terdiri dari gigs alkil dan atau aril yang masing-masing terikat pada substituen hidroksil, alkoksil, amino dan halo. Jika gugus fungsi yang sama ini terikat pada gugugs asil (RCO-), maka sifatnya akan berubah secara substansial, dan ditetapkan sebagai turunan asam karboksilat. Asam karboksilat memiliki gugus hidroksil yang terikat pada gugus asil, dan turunan fungsionalnya dibuat dengan mengganti gugus hidroksil dengan substituen, seperti halo, alkoksil, amino dan asiloksi.

Reaksi Turunan Asam Karboksilat

1. Subtitusi kelompok asil

Ini merupakan satu-satunya reaksi terpenting dari turunan asam karboksilat. Transformasi keseluruhan ditentukan oleh persamaan berikut, dan dapat diklasifikasikan sebagai sibstitusi nukleofilik pada gugus asil atau asilasi nukleofil. Untuk reagen nukleofilik tertentu, reaksi dapat menggunakan nama lain juga. Jika Nuc-H adalah air, maka reaksinya yang sering disebut dengan hidrolisis., jika Nuc-H adalah alkohol reaksinya disebut alkoholisis, dan untuk amonia dan amina disebut aminolisis.

 


Turunan asam karboksilat yang memiliki reaktivitas yang sangat berbeda, asil klorida dan bromida menjadi yang paling reaktif dan amida yang paling tidak reaktif, seperti yang telah dicatat dalam daftar urutan kualitatif berikut. Perubahan reaktivitas sangat dramatis. Dalam sistem pelarut homogen, reaksi asil klorida dengan air terjadi dengan secara cepat, dan tidak memerlukan pemanasan atau katalis. Amida, sebaliknya bereaksi dengan air hanya dengan adanya katalis asam atau basa kuat dan pemanasan eksternal.

Reaktivitas: asil halida> anhidrida>> ester = asam >> amida

Karena perbedaan inilah konversi satu jenis turunan asam menjadi turunan asam lainnya umumnya dibatasi seperti yang diuraikan daslam diagram berikut. Metode untuk mengubah asam karboksilat menjadi turunan tetapi sediaan amida dan anhidrida

tidak umum dan membutuhkan pemanasan yang kuat. Sintesis anhidrida yang lebih baik dan lebih umum dapat dicapai dari asil klorida, dan amida dengan mudah dibuat dari salah satu turunan yang lebih reaktif.

Reaksi asilasi umumnya berlangsung melalui proses eliminasi adisi dimana reaktan nukleofilik berikatan dengan atom karbon karbonil elektrofilik untuk membuat zat antara tetrahedral. Bahan antara tetrahedral ini kemudian mengalami eliminasi untuk menghasilkan produk. Dalam mekanisme dua tahap pembentukan ikatan terjadi sebelum pemutusan ikatan, dan atom karbon karbonil mengalami perubahan hibridisasi dari sp2 ke sp3dan kemballi lagi. Fasilitas yang ditambahkan reagen nukleofilik ke gugus karbonil telah dicatat sebelumnya untuk aldehida dan keton.

 

Jumlah langkah individu dalam mekanisme ini bervariasi, tetapi karakteristik esensial dari transformasi keseluruhan adalah penambahan diikuti dengan eliminasi. Katalis asam bertindak untuk meningkatkan elektrovitasnya. Pada prinsipnya semua langkah dapat dibalik tetapi dalam praktiknya banyak reaksi semacam ini tidak dapat diiubah kecuali terjadi perubahan pada reaktan dan kindisinya. Pembentukan ester yang dikatalisasi asam dari asam karboksilat dan alkohol, adalah contoh yang baik dari reaksi asilasi yang dapat dibalik, produk ditentukan dengan penambahan atau penghhilangan air dari sistem. Reaksi asil klorida dengan alkohol juga menghasilkan ester, tetapi konversi ini tidak dapat dibalik dengan menambahkan HCl ke dalam campuran reaksi.

 

Dalam reaktivitas turunan asam karboksilat yang berbeda, subtituen karbonil yang membedakan dalam senyawa ini adalah : kloro ( asil klorida ), asiloksi ( anhidrida ), alkoksi ( ester ) dan amino ( amida ). semua substituen ini memiliki ikatan yang berasal dari atom dengan elektronegativitas yang relatif tinggi ( Cl, O & N ) oleh karena itu, secara induktif menarik elektron saat terikat pada karbon.


PERMASALAHAN

1. Konversi langsung asam karboksilat menjadi amida sulit karena amina sangat basa dan cenderung mengubah asam karboksilat menjadi ion karboksilat yang sangat tidak reaktif. Oleh karena itu, DCC (Dicyclohexylcarbodiimide) digunakan untuk mendorong reaksi ini,lantas apakah ada senyawa selain DCC ini yang bisa membentuk senyawa amida?

2. Pada reaksi hidrolisis yang saya paparkan ester terhidrolisis baik dalam suasana basa menghasilkan fragmen asam karboksilat dan alkohol. Bagaimana pada reaksi hidrolisis ester ini jika dilakukan dalam suasana asam? Apakah akan menghasilkan produk yang sama yaitu asam karboksilat dan alkohol?

3. Dikatakan bahwasanya semua derivat asam karboksilat mengandung gugus asil, RCO-, kecuali nitril. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka apa yang membedakan senyawa nitril dibandingkan senyawa derivat asam karboksilat lainnya?

Rabu, 28 April 2021

PEMBENTUKAN DAN SIFAT-SIFAT ASAM KARBOKSILAT

 

PEMBENTUKAN DAN SIFAT-SIFAT ASAM KARBOKSILAT

 

Didalam kasus yang paling sederhana adalah reaksi sintesis terjadi ketik dua atom atau molekul yang berbeda membentuk molekul atau senyawa yang berbeda. Sebagian besar ketika reaksi sintesis terjadi, maka ada energy yang dilepaskan dan terjadi reaksi eksotermis. Namun, hasil endodermik juga dimungkinkan terjadi. Reaksi sintesis merupakan salah satu kelas utama dari reaksi kimia yang meliputi tetapi tidak terbatas pada perpindahan tunggal, perpindahan ganda dan pembakaran.

Reaksi Sintesis Asam Karboksilat

Atom karbon dari gugus karboksil memiliki tingkat oksidasi yang tinggi. Olek karena itu, tidak mengherankan bahwasannya banyak dari reaksi kimia yang digunakan untuk pembuatanya adalah oksidasi. Dapat kita lihat dalam reaksi berikut :

 


Ada dua prosedur lain yang dapat digunakan untuk menyiapkan asam karbiksilat yang melinbatkan hidrolisis nitril dan karboksilasi zat anatara organologam. Seperti yang ditunjukkan dalam reaksi berikut, dimana kedua metode tersebut memerlukan dua langkah tetapi saling melengkapi karena zat antara nitril dalam prosedur pertama dihasilkan oleh reaksi SN2, dimana anion sianida merupakan precursor nukleofilik dari gugus karboksil. Hidrolisis dapat berupa asam atau dikatalis basa, tetapi yang terakhir memberikan garam karboksilat sebagai produk awal.

Pada prosedur kedua, halide elektrofilik pertama kali diubah menjadi turunana logam nukleofilik yang kuat, dan ini menammbah karbon dioksida (satu elektrofil). Produk awal adalah garam dai asam karboksilat yang kemudian harus dilepaskan dengan menggunakan asam berair yang kuat

 


Sifat Fisik Asam Karboksilat

            Banyak dari asam karboksilat adalah cairan tidak berwarna dengan bau yang tidak sedap. Asam karboksilat dengan 5 sampai 10 atom karbon semuanya memiliki bau seperti bau keju. Asam ini juga diproduksi oleh bakteri kulit pada sebum manusia (minyak pada kulit). Asam dengan lebih dari 10 atom karbon adalah zat padat seperti lilin, dan baunya berkurang dengan bertambahnya massa molar dan mengakibatkan penurunan volalitas.

            Asam karboksilat menunjukkan ikatan hidrogen yang kuat antar molekul. Oleh karena itu, zat ini memiliki titik didih yang tinggi dibandingkan dengan massa molar yang sebanding.

            Gugus karboksil siap terlibat dalam ikatan hidrogen dengan molekul air. Asam dengan satu hingga empat atom karbon benar-benar larut dengan air. Kelarutan berkurang dengan bertambahnya panjang rantai  karbon karena gaya dipol menjadi kurang penting dan gaya dispersi menjadi lebih dominan. Asam heksanoat  [ CH3(CH2)4COOH ] hampir tidak larut dalam air. Asam palmitrat [ CH3(CH2)14COOH ] dengan komponen hidrokarbon nonpolar yang besar pada dasarya tidak larut dalam air. Asam karboksilat umumnya larut dalam pelarut organic seperti etanol, toluene dan dietil eter.

Sifat Kimia Asam Karboksilat

a.       Karbon α yang milik asam karboksilat dapat dengan mudah dihalogenasi melalui reaksi Hell-Volhard-Zelinsky.

b.      Senyawa asam karoksilat dapat diubah menjadi amina meggunakan reaksi Schmidt

c.       Asam karboksilat juga dapat direduksi menjadi alkohol dengan memperlakukannya dengan hidrogen untuk menyebabkan reaksi hidrogenasi. Setelah bereaksi dengan alkohol, senyawa ini akan menghasilkan ester


PERMASALAHAN

1.       ketika ditempatkan dalam pelarut nonpolar, senyawa ini membentuk dimer melalui ikatan hidrogen antara gugus hidroksil dari satu asam karboksilat dan gugus karbonil yang lain. Lalu mengapa pelarut nonpolar menjadi faktor pemting untuk membentuk dimer pada suatu asam karboksilat ?

2.      Pada reaksi dekarbokilasi pada saat bereaksi memerlukan suhu yang sangat tinggi. Apabila digunakan pada suhu rendah kemungkinan apa yang akan terjadi? Apakah asam karboksilat ini mash bisa mengalami reaksi dekarboksilasi?

3.      Pada kelarutan asam karboksilat akan berkurang sangat cepat dengan semakin panjangnya rantai, begitupun untuk enrgi daari melarutkan asam karboksilat dalam air menjadi lebih sulit. Lalu apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?


Kamis, 15 April 2021


MEKANISME REAKSI OKSIDASI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK

 

            Ada banyak tahapan dalam reaksi oksidasi yang khas. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1.      Mengaktifkan oksidan

Seperti dalam oksidasi Swern, dimana oksalil klorida mengubah DMSO menjadi spesies belerang elektrofilik, atau dalam oksidasi kromat, dimana asam kuat mengubah kromat (K2Cr2O7)  menjadi oksidan aktif (H2CrO4)

2.      Koordinasi alkohol denganoksidan

Diikuti oleh transfer proton (terlihat pada mekanisme sebagian besar oksidan kromium, dan periodinane Dessartin).

Efek dari langkah-langkah awal ini hanyalah memasang gugus lepas yang baik pada oksigen. Gugus lepas yang baik itu bisa dalam berbagai bentuk. Ini diilustrasikan di sini dengan setiap oksidan dalam warna hijau tentu saja ada lebih banyak oksidator untuk alkohol.

 


Perlakuan masing-masing substrat ini dengan basa kmudian menghasilkan kerusakan CH, pembentukan Co (Л) dan kerusakan O-LG. masing-masing gugus keluar ini menerima pasangan electron dari ikatan oksigen, mengurangi bilangan oksidasinya sebanyak 2 kali dalam prosesnya.

 

Bagaimana dengan Oksidasi Aldehida menjadi Asam Karboksilat ?

jadi jika oksidasi alkohol menjadi aldehida dan keton pada dasarnya adalah reaksi E2, lalu bagaimana kita menjelaskan proses ksidasi aldehida menjadi asam karboksilat.

 


Karbon aldehida adalah elektrofil yang baik, dan dan spesies apapun yang cukup dasar untuk menghilangkan CH kemungkinan besar akan ditambahkan ke aldehida. Pada reksi diatas ada bahan yang hilang yaitu Air.

Yang terjadi adalah air mengubah aldehida, membentuk hidrat,

 


Sekarang oksidan menempel pada salah satu gugus hidroksil dari hidrat

 


Ini juga mebantu menjelaskan satu pengatan utama yang  dibuat secara tangensial , reagen CrO3 ? piridin  akan mengoksidasi alkohol menjadi aldehida. Dan berhenti disitu. Namun, jika ada air oksidasi ini akan berlanjut ke asam karboksilat. Itu karena air akan membentuk hidrat dengan aldehida, memungkinkan terjadinya oksidasi lebih lanjut.   

Disini kita dapat mengabil contoh reaksi oksidasi sinamaldehid

 


Dimana oksidasi sinamaldehid dilakukan melalui proses refluks pada suhu kamar selama 6 jam menggunakan pelarut dietil eter yang ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam larutan KMnO4 dengan bantuan suatu katalis transfer fasa. Prinsip dari reaksi oksidasi aldehid yaitu dengan cara mengubah gugus aldehid (-CHO) menjadi gugus karboksil (-COOH). Selama proses refluks terjadi , terjadilah kenaikan suhu, mengapa terjadi kenaikan suhu, dikarenakan oksidasi sinamaldehid menggunakan KMnO4 bersifat eksotermis. Selama pengadukan berlangsung terjadi pula perubahan warna KMnO4 dari warna orange berubah menjadi coklat kehitaman. Didala oksidasi ini kita menggunakan KMnO4 karena merupakan oksidator yang kuat yang mampu mengoksidasi semua gugus aldehid menjadi gugus karboksil sehingga akan menghasilkan produk dengan raneen yang tinggi.

Didalam proses ini kita gunakan katalis transfer fasa dengan tujuan untuk meningkatkan hasil reaksi, karena dalam sistem dua fasa yaitu air dan dietil eter merupakan pelarut yang tidak akan menyatu atau bercampur sehingga reaksinya hanya terjadi pada antar permukaan kedua lapisan. Maka oleh sebab itudengan adanya katalis transfer fasa kedua fasa tersebut dapat bereaksi.katalis yang digunakan disini adalah pollysorbat yang mampu membawa senyawa dari fasa air ke fasa organic.

Selanjutnya kita akan mensintesis etil sinamat dari asam sinamat. Dimana proses ini dilakukan dengan cara mereaksikan asam sinamat dengan SOCl2 kemudian di refluks. Setelah direfluks sinamoil klorida yang terbentuk dialiri oleh gas N2 yang bertujuan untuk menghilangkan uap air yang ungkin masuk melalui udara. Dengan adanya air sinamoil klorida akan mudah kembali menjadi asam sinamat, reaksi pembentukan dari sinamoil klorida yaitu :

 


Kemudian untuk mendapatkan etil sinamat kita refluks antara sinamoil klorida, etanol dan piridin. Berikut reaksinya :

 


Dari penelitian ini diperoleh etil sinamat melalui sinamoil diperoleh bahwa sintesis etil sinamat melalui jalur sinamoil klorida menghasilkan randemen yang lebih banyak dan diperoleh senyawa yang lebih murni.

Selanjutnya kita uji aktivitas etil sinamat sebagai antiabetes. Uji ini dilakukan dengan uji penghambatan terhadap aktivtas enzim α-glukosidase. α-glukosidaseakan menghidrolisis substrat p-nitrofenil-α-D-glukopiranosid menjadi p-nitrofenol dan glukosa.

 


Aktivitas enzim diukur dengan berdasarkan hasil adsorbansi p-nitrofenol yang berwarna kuning. Dengan ditambahkannya senyawa etil sinamat yang berperan sebahgai inhibitor α-glukosidase maka p-nitrofenol yang dihasilkan akan berkurang dengan ditandainya oleh berkurangnya intensitas warna kuningnya.

Sehingga produk dari Oksidasi sinamaldehid menjadi asam sinamat dan disintesis menjadi etil sinamat dapat digunakan sebagai antidiabetes.

 

PERMASALAHAN

1.      Bagaimana reaksi yang terjadi apabila etil sinamat dimasukkan ke dalam tubuh sebagai antidiabetes ?

2.      Berapa lama atau seberapa ampuhkan etil sinamat ini digunakan sebagai antidiabetes ?

3.      Apakah ada efek samping dari penggunaan atidiabetes ini ?

Kamis, 08 April 2021

MEKANISME REAKSI REAKSI ADISI PADA ALDEHID DAN KETON

 

MEKANISME REAKSI REAKSI ADISI PADA ALDEHID DAN KETON

Gugus karbonil sangat terpolarisasi sehingga elektrofil menyerang atom oksigen da nukleofil menyerang atom karbon. Salah satu reaksi terpenting yang dimasuki aldehida dan keton adalah adisi nukleofilik ke gugus karbonil.

Mekanisme umumnya adalah sebagai berikut :

 


1.                Oksidasi alkohol dan aldehida dengan mekanisme CrO3

Alkohol dapat direaksikan dengan CrO3 yang akan menyebabkan terbentuknya asam karboksilat. Mekanisme oksidasinya dapat dirumuskan sebagai berikut :

 


Berawal dari aldehida, karbonil hidrat dapat dibentuk dengan adanya air, yang kemudian dapat dioksidasi melalui mekanisme analog. Alkohol hanya dapat dioksidasi menjadi keton pada prose ini.

 


 

2.                Contoh dari kimia biologi

Banyak reaksi yang digunakan di laboratorium juga terjadi dialam. Jalur biositesis menuju asam α-amino tertentu, misalnya melalui adisi nukleofilik ammonia menjadi asam α- ketokarboksilat ( atau juga disini disebut asam piruvat).

 


Contoh yang lain yang sering terjadi yaitu dalam kimia karbohidrat. Glikosa misalnya, merupakan heksosa dalam proyeksi Fischer. Tertapi jika kita memeriksa glukosa menggunakan metode spektroskopi, kita akan menemukan bahwa tidak ada gugus aldehida. Alasannya adalah karena glikosa ini ada sebagai hemiasetal siklik.

 

Cyaohydrins juga terjadi secara alami. Mereka memainkan peran menarik dalam mekanosme pertahanan kimiawi yang digunakan oleh kaki seribu tertentu. Saat diserang, mandonitril dan enzim yang mengkatalis pemecahan mandonitriol menjadi benzaldehida dan HCN disekresikan

 

PERMASALAHAN

1. pada reaksi kimia biologi bagaimana produk yang dihasilkan apabila reaksinya tidak dapat mengadisi nukleofilik asam ammina?

2. apakah terjadi kemungkinan apabila pada reaksi CrO3 akan menghasilkan produk aldehid lalu bagaimanakah reaksinya?

3. bagaimana mandonitril pada kaki seribu pada saat terjadi proses pemecahan akan menghasilkan produk aldehida?

Kamis, 01 April 2021

MEKANISME REAKSI BERSAING SN2 DAN E2

 MEKANISME REAKSI BERSAING SN2 DAN E2

Kompetisi ditentukan oleh kecepatan dua reaksi yang bersaing. Rasio Produk SN2 dan E2 bergantung secara langsung pada hasil produk atau juga bergantung secara langsung pada hasil bagi laju reakasi dari dua alternative mekanisme. jika suatu reaksi akan diarahkan kea rah mekanisme tertentu, hasil bagi ini harus sebesar ataupn sekecil mngkin. karena kecepatan reaksi berkorelasi langsung dengan energy keadaan transisi, penurunan energy keadaan transisi dari mekanisme yang diinginkan harus ditunjukkan juga tanpa mengurangi energy dari mekanisme yang tidak diinginkan.

            Energy dari keadaan transisi SN2 dan E2 reaksi ini dipengaruhi secara berbeda oeh beberapa faktor. diantaranya yang paling penting adalah faktor kompetitif termasuk jenis struktur substratnya.

 


            Bahan awal untuk reaksi E2 adalah senyawa alkil tersubtitusi heteroatom dengan atom hidrogen-β dan basa. Basa bertanggung jawab mengambil atom β-hidrogen sebagai proton, sedangkan heteroatom dipisahkan sebagai anion. Ini adalah sifat dari basa yang memiliki pasangan electron bebas untuk menerima proton, justru karena pasangan electron bebas inilah basa selalu berupa nukleofil. sebagai alternative dari abstraksi proton dalam posisi β, serangan nukleofilik oleh basis atom karbon tersubtitusi heteroatom pada prinsipnya dapat selalu terjadi.

 Pengaruh Subtituen α-alkkil pada rekasi SN2

keadaan transisi SN2 memiliki struktur bipiramidal trigonal dengan nukleofil dan nukleofug di dua ujung piramida dan tiga subtituen yang tersisa pada atom α-C. dengan piramida trigonal dan keadaan transis, sudut antara ikatan ujung piramida dan subtituen pada bidang pusat trigonal hanya dihitung 90°. Subtituen pada atom α-C lebih dekat secara spasial. sebagai hasil dari interaksi sterik yang lebih besar yang terkait antara subtituen, energy keadaan transisi meningkat, dan antara subtituen, energy keadaan transisi meningkat, dan dengan demikian energy aktivasinya.


Contoh reaksi.

 


terjadi reaksi SN2 karena interaksi sterik khusus dalam  keadaan transisi trigonal-bipiramidal dari reaksi SN2 ini berlangsung paling cepat dengan senyawa hetero-alkilprimer dan paling lambat apabila dengan senyawa tersier. Terjadi persaingan dengan reaksi E2 yang terjadi secara kemoselektif dengan penggunaan basa yang kuat dan terhalang seacra sterik. Ion sianida hanyalah basa lemah yang secara sterik tidak terhalang, tetapi pada saat yang sama merupakan nukleofil yang baik.

Permasalahan :

1. produk apa yang akan terbentuk apabila pada contoh reaksi bersaing ini menggunakan ion yang berasal dari basa kuat?

2. bagaimana kita dapat menentukan apakah produk dari reaksi SN2 atau E2 yang lebih unggul kegunaannya?

3. Keadaan yang seperti apa yang menyebabkan kesamaan kondisi antara reaksi SN2 dan E2 ?

Rabu, 24 Maret 2021


Membandingkan Reaksi E1 dengan SN1

            Halo semuanya, dalam materi mekanisme bersaing SN1 dan E1 kita akan membahas mengenai kontra ion yang mana ini menjadi peran penting dalam menentukan SN1 dan E1.

1.             Alkohol tidak menjalani reaksi eliminasi sampai OH diubah menjadi kelompok meninggalkan yang lebih baik

Bayangkan apabila kita akan memulai dengan alkohol di sebelah kiri dan alkane yang disebelah kanan.

Reaksi ini tidak akan terjadi dengan sendirinya.

 


 


Ikatan yang terbentuk disini adalah C-C (), disini kita melanggar C-H dan melanggar C-OH, dan ini merupakan reaksi eliminasi.

Pehatikan masalahnya disini. Disini kita membutuhkan OH- sebagai grup yang keluar. Berdasarkan reaksi diatas OH- disini merupakan grup keluar yang buruk yang membuat jalur E1 tidak mungkin terjadi. Jadi artinya reaksi E1 tidak mungkin terjadi

 

2.      Menambahkan asam pada hasil alkohol dalam kelompok meninggalkan yang lebih baik

Karena pada reaksi sebelumnya OH- merupakan grup keluar yang tidak baik, maka ada cara yang sederhana yang dapat kita lalkukan untuk membuati reaksi ini menjadi berhasil. Kita harus memiliki grup keluar yang lebih baik (dengan basis yang lemah). Lalu bagaimana sih kita dapat melakukannya, ya ! kita perlu mengasamkannya.

Berikut contoh eliminasi alkohol dengan menggunakan katalis asam

Disini asam dapat membuat OH gugus keluar yang lebih baik

 





step 1         : protonasi alkohol

step 2         : kehilangan atau melepaskan gugus pergi

Jika kita menambahkan asam kuat, kita akan mengubah OH menjadi H2O+, dimana asam konjugat merupakan gugus keluar yang lebih baik. Sekarang, air dapat keluar lalu kemudian ia akan membentuk karbokation dan kemudian basa akan memutuskan ikatan C-H dan membentuk alkena. Perhatikan bahwa ini sekarang menjadi reaksi E1 klasik. Dimana laju akan tergantung pada stabilitas karbokation. Yang tersier jadi harus dilanjutkan dengan kecepatan yang ukup tinggi.

Sebuah pertanyaan kemudian muncul disini. Apa yang akan menjadi basisnya? Ikatan C-H yang berdekatan dengan karbokation memiliki keasaman yang sangat tinggi. Itu berarti hampir semuanya basa lemah (air, atau basa konjugasi dari asam) sudah cukup untuk mendeprotonasi karbon. Didalam reaksi ini kita juga telah memperlihatkan bahwa air dapat menghilangkan proton.

Permasalahan 

1. Bagaimana reaksi yang terjadi apabila basis atau apabila kita menambahkan katalis asam yang lain misalnya HCl, apakah OH akan dapat menjadi gugus keluar yang lebih baik.

2. apakah yang akan terjadi apabila untuk menjadikan OH menjadi gugus keluar yang lebih baik tetapi kita mereaksikannya dengan basa, apakah perubahan sifat yang akan terjadi, berhasilkah OH menjadi gugus perbi yang baik?

3. Bagaimana reaksi yang terjadi pada gugus pergi selain dapat dipengaruh oleh asaam apakah ada keterkaitan lain yang dapat menyebabkan gugus OH nya pergi?

Kamis, 11 Maret 2021

MEKANISME REAKSI ELIMINASI E1

Mekanisme Reaksi Eliminasi E1

Kebalikan dari adisi elektrofilik disebut eliminasi E1. Kita akan memulai dengan melihat beberapa reaksi non-biokimia E1. Karena mekanisme E1 sebenarnya agak tidak ada dalam jalur biokimia.

Eliminasi E1





Eliminasi E1 dimulai dengan keluarnya gugus keluar (disebut 'x' pada gambar umum di atas ) dan pembentukan zat antara karbokation (langkah 1). Abstraksi proton dari karbon yang berdekatan (langkah 2) mengirimkan dua elektron kebawah untuk mengisi orbital p kosong dari karbokation, membentuk ikatan p baru. Basis dalam langkah ini mungkin kelompok yang meninggalkan, atau spesies dasar lainnya dalam larutan. 

Eliminasi E1 tidak terjadi jika gugus bebas terikat pada karbon primer, kecuali jika karbon berada pada posisi sekutu atau benzilik. Ingatlah bahwa karbokation primer, kecuali distabilkan oleh resonansi adalah sangat tidak stabil dan kemungkinan reaksi menengah.

Eliminasi E1 dapat terjadi pada karbon sekunder. Jika sikloheksanol dipanaskan dengan sejumlah katalitik asam fosfat, eliminasi air (dehidrasi) menghasilkan sikloheksen sebagai produknya. Peran asam fosfat adalah memprotonasi alkohol (langkah 'a' dibawah), menjadikannya gugus keluar yang layak.






Reaksinya dapat dibalik, tetapi jika sikloheksen didistilasi dari campuran reaksi saat terbentuk. Kesetimbangan dapat diarahkan ke produk. Pemisahan sikloheksen (titik didih 83°C) dari sikloheksanol (titik didih 161°C) sederhana karena perbedaan titik didih yang besar antara kedua cairan.


Stereokimia Eliminasi E1

Reaksi Nonenzymatic E1 juga dapat menghasilkan alkena cis dan trans. Mengingat bahwa secara umum alkena trans. Mengingat bahwa secara umum alkena trans lebih stabil dari pada alkena cis, kita dapat memprediksi bahwa alkena trans akan mendominasi dalam campuran produk.




Permasalahan

1. bagaimana reaksi eliminasi yang terjadi apabila pada sikloheksen tidak mencapai titik didihnya, dan bagaimana apabila melebihi titik didihnya, apakah ada perubahan dalam reaksinya?
2. bagaimana pada reaksi nonenzimatik ini alkena trans lebih mendominasai dalam campuran produk dibandingkan engan alkena cis ?

DERIVAT ASAM KARBOKSILAT

  DERIVAT ASAM KARBOKSILAT   Golongan penting dari senyawa organik yang dikenal sebagai alkohol, fenol, eter, amina dan halida terdiri dari ...